KAMPOENG NEWS.COM - Coba lihat di lingkungan sekitar kita. Entah itu teman dan saudara yang jarang beribadah seperti Sholat, Puasa, Zakat dan ibadah lainnya, namun mereka bisa kok bisa kaya dan makmur hidupnya.
Sebaliknya, mereka yang sering sholat dan zikir, hidupnya justru biasa-biasa saja, padahal pekerjaan sama atau setara.
"Yang rajin sholat malah susah dan miskin
Yang tidak pernah solat malah kaya raya
Yang muslim banyak yang bodoh
Yang kafir malah banyak yang pintar-pintar"
Celotehan seperti itu kerap kita dengar. Meski tak semua seperti itu, namun fakta demikian sering kita jumpai.
Mereka yang beriman lemah pasti mempertanyakan kenyatan itu. Mengeluh karena tak bisa hidup seperti mereka meski sudah beribadah dengan kencang.
Namun, seharusnya seorang muslim yang baik menyandarkan segala sesuatu kepada Allah yang Maha Besar, pencipta langit dan bumi. Dan tidak mengeluh seperti itu.
Allah SWT Maha Pengasih dan Penyayang, semua mahluk hidup dipermukaan bumi pasti dikasi rezki dan nikmat dariNya, termasuk Manusia, hanya bekerja biasa saja terkadang bisa cepat kaya dan banyak duit, walaupun tidak pernah Shalat.
Atau bisa jadi, yang mendapatkan limpahan rezeki namun ia adalah orang yang gemar melanggar larangan Allah, Ia tempuh jalan kesyirikan, lewat ritual pesugihan misalnya, tuyul dan lainya. dan benar bisa membuat seseorang cepat kaya.
Perlu kita ketahui bahwa mendapatkan limpahan kekayaan banyak duit, bukanlah suatu tanda kemuliaan, karena kemuliaan seseorang tak bisa di ukur dengan harta, dan yang dikuatirkan itu adalah istidraj.
Istidraj artinya suatu jebakan berupa kelapangan rezeki padahal yang diberi dalam keadaan terus menerus bermaksiat pada Allah.
Dari 'Uqbah bin 'Amir radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
" Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah."
(HR. Ahmad).
Biasanya, istidraj diberikan kepada orang-orang yang mati hatinya. Mereka adalah orang yang tidak merasa bersedih atas ketaatan yang ditinggalkan dan tidak menyesal atas kemaksiatan yang terus dilakukan.
Cara termudah untuk membedakan kesenangan yang datangnya dari kemurahan Allah dengan istidraj adalah ketakwaan. Jika orang tersebut taat dalam beribadah, bisa jadi nikmat yang diterima adalah kemurahan Allah. Begitupun sebaliknya, apabila orang tersebut lalai dalam ibadah bisa jadi itu merupakan istidraj.
Dalam sebuah hadits riwayat Imam Ahmad yang berasal dari sahabat Rasulullah SAW, 'Uqbah bin Amir, Rasulullah SAW bersabda: "Apabila engkau lihat Allah memberikan sebagian keduniaan kepada hamba-Nya, apa saja yang diingininya dengan serba-serbi kemaksiatannya maka pemberian yang demikian adalah istidraj." (HR. Ahmad)
Sebagai Muslim, kita harus berhati-hati dengan nikmat yang diberikan oleh Allah SWT. Untuk itu, kita diperintahkan untuk menafkahkan sebagian harta yang kita peroleh kepada orang yang membutuhkan.
Sumber : Dream.co.id