Notification

×

Iklan

Tak Kunjung Merangkak Naik, Berikut ini Penyebab Anjloknya Harga Karet

Rabu, Oktober 19, 2022 | 08:17 WIB Last Updated 2022-10-19T01:20:42Z
Sumber foto : kompasiana.com

554 Views 

KAMPOENG NEWS.COM - Dikutip dari media terkemuka Medan.tribunnews.com.  Sekretaris Eksekutif Gabungan pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumatera Utara (Sumut), Edy Irwansyah mengatakan terdapat banyak faktor yang menyebabkan harga karet di pasaran Internasional tak kunjung naik sejak 10 tahun silam bahkan cenderung terus mengalami penurunan. 

Pada tahun 2011 lalu harga karet sempat mengalami puncak tertinggi yaitu mencapai 575 sen Amerika Serikat per Kilogram, namun setelah itu harga karet terus merosot hingga saat ini, bahkan dibawah batas numeratif yaitu sebesar 230 sen per kilogram. 

"Dan saat ini harga rata-rata karet di bulan Oktober hanya berkisar 133.22 sen per Kilogram, berat untuk mendekati harga seperti tahun 2011," ujarnya, Minggu lalu (16/10/2022).

Dikatakannya, ada beberapa faktor yang mempengaruhi harga karet yang terus menurun. 

Faktor utamanya yang mempengaruhi adalah permintaan dan ketersediaan pasokan, jika pasokan terus melimpah sedangkan permintaan sedikit, maka hal tersebut akan membuat harga karet menurun. 

"Yang kedua pengaruh dari stabilitas perekonomian dunia, utamanya dari negara konsumen utama karet alam," jelasnya. 

Selanjutnya faktor yang juga mempengaruhi harga karet adalah adanya perang dagang antara negara konsumen utama karet alam. 

Kemudian faktor ke empat dikarenakan perjanjian dagang yang turut mempengaruhi harga karet seperti WTO, FTA, AFTA TPP, dan lain-lain. 

"Kemudian harga minyak mentah juga sangat mempengaruhi harga karet, karena minyak mentah merupakan bahan baku karet sintesis, sehingga fluktuasi harganya akan mempengaruhi harga karet alam," ucapnya. 

Dan yang terakhir adalah faktor geopolitik di negara konsumen dan produsen utama karet alam. 

Naik turunnya harga karet dunia tentunya juga mempengaruhi harga karet ditingkat petani. 

Saat ini harga karet di tingkat petani dipatok mulai Rp 7.000 hingga Rp 9.000 per kilogram. 

Namun, Edy optimis dengan memprediksi ekspor untuk pengapalan Oktober mulai membaik seiring dengan mulai membaiknya harga dibandingkan dengan posisi saat September.

Harga rata-rata karet jenis TSR20 di bursa berjangka Singapura (SGX) sebesar 133,12 sen AS per kg. Rata-rata tertinggi pada Februari sebesar 179,57 sen.

Pergerakan harga pada hari ini 137,6-13-138,0. Diperkirakan terus membaik, setidaknya hingga akhir bulan," Pungkasnya.

×
Berita Terbaru Update